Mahasiswa Unnes Dorong Desa Jarum Jadi Ikon Batik Alam
Klaten – Empat mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) yang tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM-M) mendapat dukungan dari Direktorat Perguruan Tinggi (Dikti) untuk mengampanyekan Desa Jarum, Bayat menjadi “ikon batik alam” di Indonesia lewat Festival Batik Alam Ramah Lingkungan.
Bagi tim PKM-M Unnes yang beranggotakan, Guruh Tri Utomo jurusan Bahasa Jawa, Doni Pratama jurusan Manajemen, Laily Nur Iffah Sari jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, dan Marselina Herdra Jatiningsih jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran, yang semuanya berasal dari Klaten, merasa sentra batik tulis di Desa Jarum, Bayat, berbeda dengan daerah lain.
“Batik tulis Jarum memiliki keunikan tersendiri. Proses pembuatannya, terutama motif dan bahan pewarna batik, berasal dari unsur alam. Misalnya, untuk warna hijau diambil dari daun pandan,” kata Guruh Tri Utomo (20), ketua panitia sekaligus ketua tim PKM-M Unnes.
Guruh menambahkan, melalui Festival Batik Alam, ternyata Desa Jarum memiliki paket wisata komplit. “Mulai dari batik kayu, layah watu, kesenian kuda lumping, dan berbagai sanggar seni tari, yang merupakan potensi desa untuk menawarkan paket wisata komplit kepada wisatawan,” tambahnya.
Melalui festival yang bertajuk “Bersama Desa Jarum Lestarikan Batik Ramah Lingkungan,” lanjut Guruh, kami ingin “menyentil” Pemkab Klaten. “Lewat ‘sentilan’ ini otomatis pemerintah akan semakin sinergis dengan warga untuk mengusahakan Desa Jarum sebagai ikon batik alam di Indonesia,” ujar mahasiswa Unnes asal Wonorejo, Bulusan, Karangdowo ini kepada Timlo.net, Minggu (15/6), di sela-sela festival.
Bagi tim PKM-M Unnes yang beranggotakan, Guruh Tri Utomo jurusan Bahasa Jawa, Doni Pratama jurusan Manajemen, Laily Nur Iffah Sari jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, dan Marselina Herdra Jatiningsih jurusan Pendidikan Administrasi Perkantoran, yang semuanya berasal dari Klaten, merasa sentra batik tulis di Desa Jarum, Bayat, berbeda dengan daerah lain.
“Batik tulis Jarum memiliki keunikan tersendiri. Proses pembuatannya, terutama motif dan bahan pewarna batik, berasal dari unsur alam. Misalnya, untuk warna hijau diambil dari daun pandan,” kata Guruh Tri Utomo (20), ketua panitia sekaligus ketua tim PKM-M Unnes.
Guruh menambahkan, melalui Festival Batik Alam, ternyata Desa Jarum memiliki paket wisata komplit. “Mulai dari batik kayu, layah watu, kesenian kuda lumping, dan berbagai sanggar seni tari, yang merupakan potensi desa untuk menawarkan paket wisata komplit kepada wisatawan,” tambahnya.
Melalui festival yang bertajuk “Bersama Desa Jarum Lestarikan Batik Ramah Lingkungan,” lanjut Guruh, kami ingin “menyentil” Pemkab Klaten. “Lewat ‘sentilan’ ini otomatis pemerintah akan semakin sinergis dengan warga untuk mengusahakan Desa Jarum sebagai ikon batik alam di Indonesia,” ujar mahasiswa Unnes asal Wonorejo, Bulusan, Karangdowo ini kepada Timlo.net, Minggu (15/6), di sela-sela festival.
Sumber : timlo.net
Comments
Post a Comment