Lomba Karawitan di Unnes Semarang
Sekaran, seputarunnes.com. Sebanyak 15 kelompok karawitan remaja se-Jawa Tengah unjuk kebolehan dalam Lomba Karawitan Anak dan Remaja, Minggu, 22 Desember 2013, di Gedung B6 Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang (Unnes).
Rektor Unnes Prof Fathur Rokhman MHum mengatakan, karawitan merupakan musik tradisi hasil budaya bangsa. “Budaya bangsa merupakan aset yang tak ternilai harganya, mari bersama kita lestarikan dan kembangkan nilai luhurnya,” ujarnya ketika membuka acara.
Kegiatan yang digagas oleh Pakumpulan Paguyuban Karawitan Jawa-Indonesia (Pakarjawi) bekerja sama dengan Unnes itu berhasil menjaring peserta dari sekitar Surakarta, Purworejo, Kebumen, Banyumas, Rembang, Kudus, Purwodadi, dan Semarang.
Ketua Pakarjawi, Sutikno, mengatakan, lomba ini selain sebagai upaya regenerasi, juga sebagai usaha mengembangkan seni dan budaya tradisi. “Kami berupaya mendekatkan kesenian agar makin digemari para remaja masa kini,” ujarnya.
Materi wajib yang harus dibawakan oleh peserta yaitu Ketawang Subokastawa Slendro Sanga. Sedangkan materi pilihan adalah karya baru ciptaan Widodo, M.Sn. dosen karawitan di Unnes, yaitu Nonton Wayang Slendro Sanga, Tari Bali Pelog Nem, dan Ijo Royo-royo Pelog Barang.
Aspek yang akan dinilai meliputi leres, yaitu benarnya pola permainan, rempeg (kekompakan), dan laras (keselarasan memainkan gamelan). Sutikno mengatakan, remaja sekarang makin asing dengan nada gamelan Jawa, yaitu slendro dan pelog. Hingga berita ini diturunkan, lomba masih berlangsung.
Sumber : unnes.ac.id
Rektor Unnes Prof Fathur Rokhman MHum mengatakan, karawitan merupakan musik tradisi hasil budaya bangsa. “Budaya bangsa merupakan aset yang tak ternilai harganya, mari bersama kita lestarikan dan kembangkan nilai luhurnya,” ujarnya ketika membuka acara.
Kegiatan yang digagas oleh Pakumpulan Paguyuban Karawitan Jawa-Indonesia (Pakarjawi) bekerja sama dengan Unnes itu berhasil menjaring peserta dari sekitar Surakarta, Purworejo, Kebumen, Banyumas, Rembang, Kudus, Purwodadi, dan Semarang.
Ketua Pakarjawi, Sutikno, mengatakan, lomba ini selain sebagai upaya regenerasi, juga sebagai usaha mengembangkan seni dan budaya tradisi. “Kami berupaya mendekatkan kesenian agar makin digemari para remaja masa kini,” ujarnya.
Materi wajib yang harus dibawakan oleh peserta yaitu Ketawang Subokastawa Slendro Sanga. Sedangkan materi pilihan adalah karya baru ciptaan Widodo, M.Sn. dosen karawitan di Unnes, yaitu Nonton Wayang Slendro Sanga, Tari Bali Pelog Nem, dan Ijo Royo-royo Pelog Barang.
Aspek yang akan dinilai meliputi leres, yaitu benarnya pola permainan, rempeg (kekompakan), dan laras (keselarasan memainkan gamelan). Sutikno mengatakan, remaja sekarang makin asing dengan nada gamelan Jawa, yaitu slendro dan pelog. Hingga berita ini diturunkan, lomba masih berlangsung.
Sumber : unnes.ac.id
Comments
Post a Comment