Roy Marten Bertandang ke Unnes

Aktor senior Roy Marten hadir dalam diskusi film yang diselenggarakan Laboratorium Film Usmar Ismail (LFUI) Jurusan Bahasa dan Satra Indonesia, Selasa (4/12) malam. Bersama sutradara Zairin Zain, Roy berbagai pengalaman dan gagasan tentang perkembangan film di Tanah Air.
Aktor yang bermain film sejak 1974 ini memandang, kualitas film Tanah Air sangat bergantung pada dua tipe produser.

“Tipe produser di Indonesia ada dua yakni orientasi produser yang hanya memikirkan keuntungan dan membuat film yang jauh dari unsur didaktis, namun ada juga produser yang merupakan orang-orang idealis yakni membuat film tidak hanya mencari keuntungan saja tapi mengandung nilai-nilai pesan moral dan unsur didaktis,” ujar Roy.

Roy mengemukakan itu untuk menjawab pertanyaan tentang kualitas film di Tanah Air yang “jalan di tempat.” “Perfilman nasional di Indonesia justru banyak yang malah mencoreng Indonesia sendiri dan tidak mengandung unsur didaktis. Bagaimana menurut Bapak?” tanya Lailatul Mafiyah, mahasiswa Jurusan BSI yang hadir pada diskusi itu.

Menjadi Tuan Rumah

Sementara itu, sutradara Zairin Zain berharap, kelak film Indonesia bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Untuk mencapai hal itu, diperlukan seneas kreatif dan mau kerja keras.

“Menjadi sineas tidak hanya memegang kamera. Tapi banyak sekali cabangnya. Jadi, jangan takut memulai menelurkan hasil karya filmmu. Walaupun dengan teknis peralatan yang kurang memadai,” ujar Zairin.

Zairin menambahkan, di Indonesia belum ada paying hokum yang jelas yang mentaur posisi film dalam peta kebudayaan nasional. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1992 yang kemudian diubah menjadi Undang-Undang Nomor 33 tahun 1999 belum dapat mendorong seneas berkarya.

Namun, katanya, para sineas tak cengeng menghadapi itu semua.

“Mereka tetap berkarya, film Indonesia tetap ada. Karena orang-orang perfilman banyak yang masih setia membuat film diatas UU yang tak jelas itu,” ujar Zairin.

Diskusi film di LFUI digelar dalam rangkaian Festival Film Indonesia (2013) yang tahun ini berlangsung di Semarang. Puncak penghargaan FFI akan berlangsung Sabtu (7/12) di Marina Convention Center, Semarang.

Ninuk Endah S.L


Sumber : indonesia.unnes.ac.id

Comments

Popular posts from this blog

Drs. Wirawan Sumbodo, MT Tokoh Jateng yang Go International

Naik Angkot ke Unnes Yukss

Prof. Dr. Joko Widodo, M.Pd, penguji sidang skripsi salah satu TIM SeputarUnnes.Com